Ada saat-saat rindu muncul dengan sangat tidak tahu diri. Seperti
sekarang, contohnya. Saat rasa dan logika menolak untuk berkompromi.
Saat apa yang berusaha diucapkan bibir dan dilakukan tubuh, sulit menipu
apa yang diinginkan hati. Saat apa yang biasanya selalu ada, kini
sangat sulit untuk ditemui. Sebuah rasa kehilangan itu memang egois. Ia
bisa hadir begitu saja meski sebelumnya tak pernah diawali oleh
‘memiliki’. Lalu dengan seenaknya meninggalkan rongga besar, membuat
segala sesuatu terasa tidak lengkap lagi.
Ikhlas. Itu yang sering orang katakan padaku. Namun ikhlas itu tak
sesederhana lima huruf berbeda yang membentuknya. Perlu segenap
keberanian dan komitmen kuat untuk bisa melakukannya. Dan aku masih
belajar. Dan akan terus belajar. Karena memang itu satu-satunya hal yang
bisa aku lakukan untuk saat ini. Apa lagi?
Seandainya kamu ingat, dulu kamu selalu meyakinkanku bahwa kamu tidak
akan pergi terlalu jauh. Meyakinkanku bahwa kamu akan selalu ada di
sekitarku, di dalam jangkauan, meskipun pada kenyataannya tidak persis
seperti itu, aku tetap percaya kamu tidak sedang berbohong. Entahlah,
ternyata rasa percaya terkadang juga bisa begitu membingungkan. Terlebih
lagi rasa percaya yang tanpa alasan. Setidaknya, bukan alasanku,
mungkin alasan-Nya.
Dan kerinduan ini. Dengan apa lagi bisa kuredam dalam-dalam selain
dengan secuil kenangan dan beberapa bait doa memohon kelapangan hati.
Manusia memang terkadang begitu manja dan takut sendiri. Dan di
saat-saat seperti inilah aku merasa begitu manusia. Dengan sebuah lubang
besar di suatu tempat yang terlindung oleh rusuknya. Manusia yang
sedang merasa kehilangan, merasa sendirian.
Dan di tengah kerinduan, aku duduk di ruangan ini, menerawang ke satu
sudut tempat kamu sempat ada. Lengkap dengan segala macam cerita,
senyum bahkan tawa, serta sorot mata yang begitu meneduhkan. Lengkap
dengan adanya ‘kita’. Dan mungkin dengan adanya sebuah rasa yang
sama-sama tak pernah kita ungkapkan tapi kita tahu bahwa ia nyata.
Seandainya suatu saat apa yang kutulis ini sampai di tanganmu dan
kamu sulit mencernanya, tak usah memaksakan diri untuk mengerti. Ada
kesimpulan yang sangat singkat dan aku yakin akan sangat mudah untuk
kamu pahami. Aku rindu. Itu saja…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar