Entah aku harus bilang apa ini namanya, keberadaanmu
sungguh nyata di atas kepala.
Nafasmu sebagai pengingat aku masih tidak
ingin beranjak.
Hadirmu mengukir senyum nyata tanpa tangis menyertainya.
Aku ingin berada selamanya di pelupuk mata. Maka, jangan biarkan waktu mengambil keseluruhan kita saat kata tidak
dapat lagi mewakili rasa.
Biarkan aku selalu menjadi yang pertama
mengusap air mata dan saat pagi mencurimu dalam bahagia. Karena aku
percaya, kita bukan sekedar bisikan malam yang kemudian hilang atau
deburan ombak mengikis karang di pesisir lautan.
Abadikan kita dalam sebuah rencana tanpa perlu melibatkan kenangan di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar