♥ welcome to my blog ♥

Jumat, 16 Mei 2014

Kebutuhan Nutrisi



NUTRISI

v PENGERTIAN NUTRISI
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Makanan terkadang dideskripsikan berdasarkan kepadatan nutrisi yang penting berdasarkan jumlah kilokalori. Makanan dengan kepadatan nutrisi yang rendah, seperti alkohol atau gula, adalah makanan yang tinggi kilokalori tetapi rendah nutrisi.

v ELEMEN NUTRISI

·         Karbohidrat
karbohidrat adalah sumber makanan utama dalam diet. Tiap gram karbohidrat memproduksi 4 kkal.
Monosakarida dan disakarida diklasifikasikan sebagai karbohidrat sederhana dan ditemukan dalam gula. Polisakarida seperti glikogen terbuat dari banyak unit karbohidrat dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat ini tidak dapat larut dalam air dan dicerna ke tingkat yang bervariasi. Tubuh tidak mampu mencerna beberapa polisakarida karena manusia tidak memiliki enzim yang mampu memecah polisakarida itu.
·         Protein
protein adalah sumber energi (4kkal/g) sebagai zat pembangun jaringan tubuh. Kolagen, hormon, enzim, sel imun, DNA, dan RNA, semuanya tersusun dari protein. Pembekuan darah, regulasi cairan, dan keseimbangan asam basa membutuhkan protein. Protein ini membawa nutrisi dan banyak obat dalam darah.
·         Lemak
lemak adalah zat gizi yang paling tinggi memiliki kalori, memberikan 9 kkal/gram. Lemak tersusun atas trigliserida dan asam lemak. Trisliserida bersirkulasi dalam darah dan terbuat dari tiga asam lemak yang berikatan dengan gliserol. Asam lemak disusun oleh rantai karbon dan hidrogen. Asam lemak dapat berbentuk asam lemak jenuh, dimana masing-masing karbon dalam rantainya memiliki dua atom hidrogen yang saling berikatannya tidak sama, dan atom karbon berikatan dengan masing-masing rantai ganda. Berbagai jenis asam lemak sangat penting untuk kesehatan, kejadian penyakit, dan ditujukan dalam petunjuk diet.
·         Vitamin
vitamin adalah substansi organik yang jumlahnya sedikit dalam makanan yang penting untuk metabolisme normal. Vitamin adalah jenis zat kimiawi yang dibutuhkan sebagai katalis dalam reaksi biokimiawi.
Saat kebutuhan akan vitamin tertentu cukup untuk memenuhi kebutuhan katalis, persediaan vitamin yang lain bertindak sebagai zat kimia bebas dan sering menjadi zat toksin bagi tubuh. Vitamin tertentu juga memiliki peran sebagai radikal bebas, yang menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel dan jaringan tubuh. Peneliti berpendapat bahwa kerusakan oksidatif meningkatkan resiko seseorang mengalami berbagai jenis kanker. Vitamin ini meliputi bera-karoten dan vitamin A, C, dan E.
·         Mineral
mineral adalah elemen anorganik yang penting untuk tubuh sebagai katalis dalam reaksi biokimiawi. Mineral diklasifikasikan sebagai makromineral saat kebutuhan hariannya kurang dari 100 mg atau lebih dan sebagai mikromineral atau elemen mikro saat kebutuhan hariannya kurang dari 100 mg.
·         Air
air adalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi sel bergantung pada lingkungan air. Air membentuk 60-70% berat tubuh total. Persentase air dalam seluruh tubuh lebih besar untuk orang yang kurus daripada orang yang obesitas karenan otot terdiri atas lebih banyak air daripada jaringan yang lain, kecuali darah.


v SUMBER DAN FUNGSI

·         Karbohidrat - berfungsi sebagai sumber bahan bakar utama (glukosa) untuk otak, otot rangka, produksi eritrosit dan leukosit, serta fungsi sel pada medula ginjal.
Seseorang mendapatkan karbohidrat terutama dari tanaman, kecuali laktosa (gula susu).
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Selain itu karbohidarat juga berfungsi sebagai pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak.
karbohidrat bisa didapat dari nasi,kentang,jagung,roti dan lain lain.
·         Protein - berfungsi sebagai sintesis (pembangun) jaringan tubuh dalam pertumbuhan, pertahanan, dan perbaikan. Protein dapat menjadi sumber energi, pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel, protein juga berfungsi sebagai media perambatan impuls syaraf. Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.
Protein hewani seperti daging, ikan, susu, keju, dan telur mengandung semua 9 asam amino essensial yang diperlukan tubuh.
Susu kedelai juga mempunyai manfaat bagi orang yang memiliki lactose intolerance atau alergi terhadap susu sapi. Selain itu, kacang kedelai juga mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas.
Contoh makanan yang terdiri atas protein lengkap adalah ikan, ayam, kedelai, kalkun, dan keju.
·         Lemak - berfungsi sebagai penghasil energi (1 gram = 9,3 kalori), pelarut vitamin A, D, E, dan K, sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah.
Bahan makanan yang mengandung lemak tinggi antara lain: daging, telur, ice cream, dan makanan yang digoreng.
·         Vitamin - berfungsi sebagai zat untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit, meningkatkan serta menjaga kebugaran tubuh dan memperlambat proses penuaan.
Sumber  Vitamin :
Ø  Vitamin A. Fungsi vitamin A antara lain untuk: menjaga penglihatan, mencegah hingga memulihkan penyakit rabun, serta menjaga lapisan selaput mukosa dalam tubuh.
Ø  Vitamin B. Manfaat vitamin B ini sangat baik untuk memperlancar pertumbuhan anak-anak, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah virus yang akan menyerang tubuh kita. Selain itu,manfaat vitamin B yang terkenal adalah untuk mencegah penyakit beri-beri.
Ø  Vitamin C. Fungsi vitamin C antara lain adalah sebagai pembentuk dan pengekal kolagen (suatu protein yang sangat penting untuk memperkuat kedudukan sel badan), mempercepat proses penyembuhan luka, memperkuat tulang dan gigi, mempercepat proses metabolisme, serta menjadi antioksidan yang sangat baik untuk menangkal radikal bebas.
Ø  Vitamin D. Fungsi vitamin D yang paling utama adalah sebagai penghancur dan pembunuh segala macam virus maupun bakteri yang merugikan tubuh. Selain itu, fungsi vitamin D juga dapat memberikan kekuatan terhadap tubuh dari serangan penyakit. Vitamin D juga sangat penting untuk memperlancar proses pertumbuhan tulang dan gigi serta menjaganya dari kerapuhan.
·         Mineral - fungsi mineral sebagai kalsium penting untuk kesehatan tulang dan gigi, mengatur tindakan otot, fungsi saraf, pembekuan darah. Mineral sebagai kromium penting untuk metabolisme glukosa, meningkatkan efektivitas insulin, fungsi otot. Fungsi mineral sebagai tembaga pembentukan sel darah merah, pigmen, penting untuk kesehatan tulang. Mineral sebagai fluorida berfungsi untuk mengeras enamel gigi, gigi berlubang berkurang. Mineral sebagai yodium berfungsi penting untuk fungsi kelenjar tiroid. Mineral sebagai pembentukan hemoglobin. Mineral sebagai magnesium berfungsi sebagai enzim aktivasi, saraf dan fungsi otot, pertumbuhan tulang. Mineral sebagai mangan berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan pengembangan, produksi hormon seks, fungsi sel. Mineral sebagai Molibdenum berfungsi: ginjal dan fungsi hati, yang penting dalam penyimpanan besi, pertumbuhan. Mineral sebagai fosfor untuk perkembangan tulang, karbohidrat, lemak dan protein pemanfaatan.
Sumber makanan dari mineral antara lain, susu rendah lemak, gandum, kacang-kacangan, ikan, unggas, tiram, sayuran berdaun hijau, air kelapa, dan lain-lain.
·         Air - berfungsi untuk menjaga kelembapan dalam tubuh. Untuk menjaga agar darah dan getah bening dalam tubuh mempunyai volume dan kekentalan yang cukup. Cairan menjaga suhu tubuh. Fakta medis menunjukkan tubuh manusia 70% terdiri dari cairan. Fungsi cairan adalah untuk memproses pencernaan, penyerapan, sirkulasi, produksi air ludah, transportasi nutrisi, dan mempertahankan suhu tubuh.

v PROSES METABOLISME
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu hingga yang memiliki susunan tubuh kompleks seperti manusia. Dalam hal ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabollisme adalah perenannya dalam penawar racun atau detoksifikasi.
Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan aktivitas yang sangat terkoordinasi, melibatkan kerjasama berbagai system enzim yang mengkatalis reaksi-reaksi secara bertahap dan memerlukan pengaturan metabolic untuk mengendalikan mekanisme reaaksinya. Proses metabolisme bagi organisme hidup memiliki empat fungsi spesifik, yaitu :
  1. Untuk memperoleh energi kimia dalam bentuk ATP dari hasil degradasi zat-zat makanan yang kaya energi yang berasal dari lingkungan.
  2. Untuk mengubah molekul zat-zat makanan (nutrisi) menjadi perkursor unit pembangun bagi biomolekul sel. 
  3. Untuk menyusun unit-unit pembangun menjadi protein, asam nikleat, lipida, polisakarida, dan komponen sel lain. Untuk membentuk dan merombak biomolekul.
Metabolisme Karbohidrat :
Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori:
1.   Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)
Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk struktur dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis protein.
2.   Lintasan katabolik (pemecahan)
Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi bebas, biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi, seperti rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif.
3.   Lintasan amfibolik (persimpangan)
Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada persimpangan metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik dan lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat (Siklus Kreb).
Glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk glukosalah massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke dalam bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari glukosalah semua bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar metabolik utama bagi manusia dan bahan bakar universal bagi janin. Glukosa diubah menjadi karbohidrat lain misalnya glikogen untuk simpanan, ribose untuk membentuk asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, bergabung dengan lipid atau dengan protein, contohnya glikoprotein dan proteoglikan.
Metabolisme Protein :
PROTEIN TUBUH
· ¾ zat padat tubuh terdiri dari protein (otot, enzim, protein plasma, antibodi, hormon)
· Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide
· Banyak protein terdiri ikatan komplek dengan fibril → protein fibrosa
· Macam protein fibrosa: kolagen (tendon, kartilago, tulang); elastin (arteri); keratin (rambut, kuku); dan aktin-miosin

MACAM PROTEIN
·  Peptide: 2 – 10 asam amino
·  Polipeptide: 10 – 100 asam amino
·  Protein: > 100 asam amino
·  Antara asam amino saling berikatan dengan ikatan peptide
·  Glikoprotein: gabungan glukose dengan protein
·  Lipoprotein: gabungan lipid dan protein

Metabolisme Lemak :
Sifat umum lemak yaitu relative tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut non polar seperti eter, kloroform, alcohol dan benzena.
Pemecahan lemak menjadi asam lemak, monogliserida, kolin dan sebagainya, terjadi hampir semuanya secara eksklusif dalam duodenum dan jejunum, melalui kerja sama antara gara-garam empedu dan lipase pancreas, dalam lingkungan pH yang lebih tinggi yang disebabkan oleh sekresi bikarbonat.

Asam-asam lemak, monogliserida, fosfat, kolesterol bebas dan bahan penyusun lain dari lemak yang terbenuk oleh proses pencernaan, diserap ke dalam sel mukosa intestine. Penyerapan terjadi dengan jalan difusi pasif, terutama dalam setengah bagian atas usus kecil. Garam-garam empedu yang disekresi untuk menolong pencernaan dan penyerapan akan diserap kembali dalam saluran pencernaan bagian bawah.

Setelah masuk ke dalam mukosa intestin, trigliserida, fosfolipid dan ester kolesterol disintesis kembali, di bungkus dengan sedikit protein kemudian disekresikan ke dalam kilomikron ke dalam ruang ekstraselular, memasuki lacteal system limfe.


Bagian terbesar dari lemak makanan yang telah memasuki system limfe secara perlahan memasuki aliran darah (sebagai kiomikron) melalui ductus turachicus jadi mencegah perubahan besar kadar lemak darah permukaan. Masuknya darah ke dalam darah dari limfe terus selama berjam-jam setelah makan banyak lemak. Kilomikron dan VLDL terutama diproses oleh sel-sel adipose dan urat daging. Apoprotein di permukaan mengaktifkan lipase lipoprotein (LPL) yang terikat pada permukaan pembuluh darah kecil dan kapiler dalam jaringan-jaringan tersebut. Ini menyebabkan pembebasan secara local asam lemak bebas yang secara cepat diserap dan digunakan untuk energy atau diinkoporasikan kembali menjadi trigliserida untuk digunakan kemudian. Kelebihan fosfolipid permukaan dan beberapa kolesterol dan protein dipindahkan ke HDL. Sisa trigliserida yang terdeplesi dalam kilomikron, dengan ester kolesterol memasuki hati melalui reseptor khusus.

Di dalam hati, ester kolesterol akan mendapat proses esterifikasi dan bersama asam-asam lemak memasuki pool hati yang ada. Kolesterol diekskresikan ke dalam empedu atau diesterifikasi dan diinkoporasikan ke dalam VLDL untuk nanti diangkut lebih lanjut. Asam-asam lemak terbentuk terutama dari kelebihan karbohidrat yang tidak dibutuhkan secara local untuk enegi atau membrane sel diinkorporasikan kembali ke dalam trigliserida. Dan bersama fosfolipid, koleserol dan protein dikemas dalambentuk VLDL hati memasuki aliran darah dan melalui lintasan yang sama dengan VLDL-intestin, yaitu kehilangan komponen trigliserida sampai lipase lipoprotein. Tetapi umumnya, lebih lama dalam plasma daripada kilomikron.
Hampir semua asam lemak memasuki jaringan lemak atau urat daging untuk disimpan dalam bentuk trigliserida. Lipo protein yang tinggal itu menjadi LDL atas pertolongan HDL dan Lechithin-Cholsterol Acyl Transferase (LCAT) yang mengesterifikasi kolesterol dengan asam lemak poli tidak jenuh dari posisi 2 pada lesitin. LDL yang pada prinsipnya terdiri dari inti ester kolesterol, protein dan fosfolipid permukaan kemudian diambil oleh hampir semua jaringan permukaan. Pengambilan LDL secara normal juga tergantung ikatannya pada reseptor terutama pada membrane sel. Reseptor-reseptor tesebut bisa tidak mempunyai atau mengandung secara tidak sempurna salah satu atau lebih bentuk-bentuk hiperkolesterolemia yang sehubungan. Kalau LDL plasma meningkat, peningkatan katabolisme terjadi atas pertolongan makrofag-makrofag retikuloendotelial atau peningkatan pengambilan yang tidak spesifik.
Jaringan lemak melepas asam lemak bebas dan gliserol ke dalam darah, dimana asam lemak tersebut diangkut dengan albumin ke hamper semua organ. Di lain pihak, gliserol berjalan terutama ke dalam hati dan sedikit ke dalam ginjal, hanya jaringan-jaringan ini tempatnya dapat digunakan. Langkah pertama memerlukan proses fosforilasi oleh asam alfa gliserol kinasne, yang tidak didapatkan dalam jaringan lain. Tidak adanya enzim ini dalam jaringan lemak mungkin dapat menolong mencegah agar sikus pembentukan dan pemecahan trigliserida dalam tubuh tidak sia-sia, karena pembentukan alfa gliserol fosfat dalam jaringan lemak akan menyebabkan tersintesisnya kembali trigliserida. Sintesis trigliserida dalam jaringan lemak tergantung pada pembentukan alfa gliserol fosfat dari glukose dan dalam kondisi dimana lemak dibutuhkan untuk energy dengan glucose tidak tersedia untuk proses ini.

v MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT KEKURANGAN DAN KELEBIHAN NUTRISI
Karbohidrat
Kelebihan : gula darah meningkat, diabetes, obesitas, jantung, gangguan pada pembuluh darah (cardiovascular), hipertensi.
Kekurangan : malnutrisi, kurus, lemah, tidak ada energi, gangguan metabolisme otak, busung lapar.

Protein
Kelebihan : gangguan ginjal, beban kerja hati.
Kekurangan : mudah sakit, gangguan metabolisme tubuh.

Lemak
Kelebihan : obesitas, kolesterol tinggi, penyempitan pembuluh darah.
Kekurangan : busung lapar, kekurangan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K), penurunan daya tahan tubuh, kurang tenaga, gangguan tumbuh kembang.

Mineral
penumpukan zat besi berakibat pada gangguan kerja organ, diare, muntah-muntah,
talasemia.
gangguan metabolisme tubuh.
kurang zat besi berakibat penurunan konsentrasi dan IQ, mudah sakit dan tidak nafsu makan.
kurang yodium berakibat penyakit gondok .

Vitamin

Vitamin A
Pria yang hanya sedikit memproduksi sperma,seperti ditulis dalam buku Sexual fitness,dapat meningkatkan jumlah spermanya bila mengkonsumsi vitamin A dan E yang memadai.
Vitamin A,C,dan E,merupakan antioksidan yang dapat melindungi sperma dari epek buruk radikal bebas.
Vitamin A dibutuhkan untuk membentuk hormon seks yang berkait dengan produksi sperma.
Tapi food supplement yang mengandung vitamin A,D,E,dan K bila diminum secara berlebihan dalam jangka panjang akan tertimbun dalam lemak.
Kelebihan vitamin A dapat menyebabkan sakit kepala dan gangguan pada sendi.
Bahkan pada tingat yang sangat berat,kelebihan vitamin A dapat menyebabkan gangguan jiwa.

Vitamin B
Vitamin B sangat penting untuk aktivitas enzim dan metabolisme.
Vitamin ini berperan dalam produksi testosteron, hormon seks yang membangkitkan libido.
Vitamin B6 terdapat di wortel,pisang,telur,madu, kedelai,dan gandum.
Vitamin B kompleks adalah vitamin yang larut dalam air sehingga epek negatifnya lebih kecil,tapi kelebihan vitamin
B dapat menyebabkan mual bila diminum dengan dosis berlebihan.
Jangan minum vitamin B6 lebih dari 200mg per hari.
Dosis di atas 2.000 mg sehari dapat mengakibatkan kerusakan otak.

Vitamin C
Vitamin C adalah antioksidan yang sangat hebat
Vitamin ini adalah dalam jeruk,stroberi,bayam,dan sayur-sayuran hijau lainnnya,tomat,serta brokoli.
Kelebihan vitamin C akan dibuang melalui air seni.
Meski demikian,berlebihan mengkonsumsi vitamin C membuat kontraksi usus lebih terangsang dan menyebabkan diare.

Vitamin D
Jangan makan vitamin D secera berlebihan karena dapat merusak ginjal dan hati.
Di Indonesia sebenarnya seseorang tidak perlu menembah konsumsi vitamin D karena di Indonesia cukup banyak sinar matahari.
Kulit dapat memproduksi vitamin D bila terkena Sinar ultra violet dari matahari

Vitamin E
Vitamin E sering disebut sebagai vitamin seks karena berperan dalam pembentukan hormon seks.
Kelebihan vitamin E dapat meningkatkan tekanan darah.


v SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari
1. Rongga Mulut,
2. Esofagus
3. Lambung
4. Usus Halus
5. Usus Besar
6. Rektum
7. Anus.

Rongga Mulut
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :
a.Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.
b.Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.
c.Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.
Esofagus (Kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung

Lambung
lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :
  • Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
  • Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit
  • Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
  • Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.
Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.
Fungsi HCI Lambung :
1. Merangsang keluamya sekretin
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.


Usus Halus
usus-halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :
  • Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
  • Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
  • Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus
  • Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.
Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :
  • Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung
  • Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
  • Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida
  • Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
  • Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.
  • Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
  • Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat
  • Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal
  • Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal

v  PROSES PENCERNAAN MAKANAN

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
Usus Besar (Kolon)
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
a. Menyerap air selama proses pencernaan.
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c. Membentuk massa feses
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.
Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
Gangguan Sistem Pencernaan
• Apendikitis-Radang usus buntu.
• Diare- Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.
• Kontipasi -Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)
• Maldigesti-Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
• Parotitis-Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong
• Tukak Lambung/Maag-”Radang” pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori
• Xerostomia-Produksi air liur yang sangat sedikit

v PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSA PADA PASIEN GANGGUAN NUTRISI
Data Dasar Pengkajian :
1.      Aktivitas dan Istirahat
Pada pola aktivitas dan istirahat didapatkan data tanda, malaise, keterbatasan rentang gerak sendi, atrofi otot, kulit, kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot. Sedangkan gejala yang nampak adalah nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan beban berat, kekakuan sendi pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral sendi.
2.      Kardiovaskuler
Gejala yang nampak pada sistem kardiovaskuler adalah, misal pucat intermiten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
3.      Makanan dan cairan
Gejala yang nampak ; ketidakmampuan mengkonsumsi makanan dan cairan secara adekuat, mual, anoreksia.
Tanda ; adanya kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.
4.      Higiene
Gejala ; Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi, ketergantungan pada orang lain.
5.      Neurosensori
Gejala : merasakan kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Tanda : pembengkakan pada sendi secara simetris.
6.      Nyeri / kenyamanan
Gejala : Pada fase akut nyeri mungkin tidak disertai pembengkakan jaringan lunak pada sendi.
Pada nyeri  kronis disertai kekakuan sendi terutama pada pagi hari.
7.      Keamanan
Gejala : Pada kulit nampak mengkilat, tegang, nodul subkutaneus.
Lesi kulit, demam ringan menetap, dan keekringan mukosa dan pada mata.
8.      Interaksi sosial
Terjadi peruabhan interaksi sosial dengan keluarga, orang lain, peruabhan peran, dan isolasi.
9.      Pemeriksaan diagnostik
LED umumnya meningkat pesat (80-100 mm/h).
Protein C-raktif : positif selama masa eksaserbasi.
SDP : meningkat pada waktu timbul proses inflamasi.
JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.
Ig.M dan IgG mengalami peningkatan.
Sinar X : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan berkembang menjadi formasi kista tulang.
Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan suhu menjadi panas.

Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat anoreksia
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori dan protein
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skleletal, nyeri, intoleransi aktifitas
4. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi sendi
5. Resiko cedera (dislokasi sendi) berhubungan dengan otot hilang kekuatannya, rasa nyeri sendi

Perencanaan
1.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan nutris kurang adekuat akibat anoreksia
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat
Kriteria : - Meningkatkan masukan oral
                - Menunjukkan peningkatan BB
Intervensi :
a. Buat tujuan BB ideal dan kebutuhan nutrisi harian yang adekuat
   - Nutrisi yang adekuat menghindari adanya malnutrisi
b. Timbang setiap minggu
   - Deteksi dini perubahan BB dan masukan nutrisi
c. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
   - Dengan pemahaman yang benar akan memotivasi klien untuk masukan nutrinya
d. Ajarkan individu menggunakan penyedap rasa (seperti bumbu)
 -  Aroma yang enak akan membangkitkan selera makan
e. Beri dorongan individu untuk makan bersama orang lain
  - Dengan makan bersama sama secara psikologis meningkatkan selera makan
f. Pertahankan kebersihan mulut yang baik (sikat gigi) sebelum dan sesudah mengunyah makanan.
  - Dengan situasi mulut yang bersih meningkatkan kenyamanan
g. Anjurkan makan dengan porsi yang kecil tapi sering
   - Mengurangi perasaan tegang pada lambung
h. Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk
1) Makan-makan kering saat bangun tidur
2) Hindari makanan yang terlalu manis, berminyak
3) Minum sedikit-sedikit melalui sedotan
4) Makan kapan saja bila dapat toleransi
5) Makan dalam porsi kecil rendah lemak dan makan sering
    Meningkatkan asupan makanan.
2.      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori dan protein
Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan terhindar dari tanda-tanda infeksi
Kriteria : tanda-tanda peradangan tidak ditemukan : panas, bengkak, nyeri, merah, gangguan fungsi.
Intervensi :
a.  Kaji tanda-tanda radang umum secara teratur
 -  Mendeteksi dini untuk mencegah terjadinya radang
b.  Ajarkan tentang perlunya menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dan kebersihan diri yang kurang sehat
c.  Tingkatkan kemampuan asupan nutris TKTP
 -  Meningkatkan kadar protein dalam tubuh sehingga meningkatkan kemampuan kekebalan dalam tubuh
d.  Perhatikan penggunaan obat-obat jangka panjang yang dapat menyebabkan imunosupresi
 - Menurunkan resiko terjadinya infeksi.

3.      Kerusakan mobilitas fisik  berhubungan dengan  deformitas skeletal, nyeri
Tujuan : klien dapat mobilisasi dengan adekuat
Kriteria : Mendemontrasikan tehnik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktifitas
Intervensi :
a.  Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit
- Tingkat aktifitas tergantung dari perkembangan /resolusi dari proses inflamasi

b.  Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif
- Mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot
c.  Rubah posisi dengan sering dengan personal cukup
   - Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi
d.  Berikan lingkungan yang nyaman misal alat bantu
   - Menghindari cedera.

4.      Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi sendi
Tujuan : Menunjukkan nyeri berkurang/hilang
Kriteria : terlihat rileks, dapat tidur dan berpartisipasi dalam aktifitas
Intervensi :
a.  kaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas. Catat faktor yang mempercepat tanda tanda nyeri
- Membantu dalam menentukan managemen nyeri
b.  Biarkan klien mengambil posisi yang nyaman  pada waktu istirahat ataupun tidur
- Pada penyakit berat tirah baring sangat diperlukan untuk membatasi nyeri
c.  Anjurkan klien mandi air hangat , sediakan waslap untuk kompres sendi
- Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan kekakuan sendi.
d.  Berikan masase lembut
- Meningkatkan relaksasi/mengurangi ketegangan otot
e.  Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti : aspirin, ibuprofen, naproksin, piroksikam, fenoprofen
- Sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan.

5.      Resiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri
Tujuan : klien terhindar dari cedera
Kriteria : klien berada pada perilaku yang aman dan lingkungan yang nyaman
Intervensi :
a.  Kaji tingkat kekuatan otot
     - mengatur tindakan selanjutnya
b.  Kaji tingkat pergerakan pasif
c.  Beri alat bantu sesui kebutuhan
d.  Ciptakan lingkungan yang aman (lantai tidak licin)
e.  Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dilakukan secara mandiri




DAFTAR PUSTAKA :
Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB.
Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta.
Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia dasar B, Jakarta, FKUI.
Depkes R.I, 1999, Kesehatan keluarga, Bahagia di Usia Senja, Medi Media, Jakarta.
Nugroho Wahyudi, 1995, Perawatan Usia Lanjut, Penerbit EGC, Jakarta.
Setyabudhi T, Hadiwinoyo, 1999, Panduan Gerontologi, Tinjauan dari Berbagai Aspek, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2012, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: Salemba Medika.
Potter, Perry, 2010, Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 3, Jakarta: Salemba Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar